Minggu, Juni 21, 2009

Antivirus Microsoft Ancaman Serius Bagi Antivirus Lain

Antivirus gratisan dari Microsoft diprediksi para analis akan mengancam kelangsungan perusahaan antivirus eksisting seperti Symantec, McAfee dan lainnya.


"Rencana Microsoft untuk menggelontorkan antivirus tak berbayar merupakan berita yang sangat baik bagi konsumen. Namun kabar ini rupanya tidak cukup menyenangkan bagi kompetitor," ujar analis industri PC dari Endpoint Technologies Associates Roger Kay.

Ketidaksenangan ini rupanya terlontar dari salah satu perusahaan antivirus besar di dunia. Melalui Direktur Senior Symantec Dave Cole, perusahaan itu mengatakan bahwa produk antivirus dan antispyware milik Microsoft tersebut telah menyalahartikan arti software keamanan yang sebenarnya.

"Pengguna PC membutuhkan keamanan jaringan super ketat, ekstra proteksi firewall, pemberantas spam, dan fitur lainnya yang hanya bisa didapatkan melalui program keamanan berlangganan," ujar Cole.

Namun Microsoft membantah perusahaannya akan berkompetisi langsung dengan Symantec, McAfee atau yang lainnya. Salah satu tujuan diadakannya software gratisan ini, ujar juru bicara Microsoft Theresa Burch, adalah untuk memberikan kenyamanan pada pengguna PC yang belum sempat membeli antivirus untuk PC-nya.

Bahkan Microsoft menegaskan, antivirus ini hanya digunakan untuk memerangi software-software pembawa virus yang berpotensi membahayakan PC. Sedangkan full poteksi seperti enkripsi, firewall, data backup, dan parental control, tetap akan mengandalkan dukungan dari perusahaan antivirus ternama.

Namun analis dari Enderle Group, Rob Enderle mengatakan, konsumen tidak mementingkan fitur-fitur tersebut karena yang terpenting bagi mereka adalah pola gratisan yang ditawarkan.

"Jika ada sesuatu yang bagus dan ditawarkan gratis, untuk apa kita mesti membeli?" tandas Enderle.

Kekhawatiran ini cukup beralasan. Pasalnya, Microsoft menawarkan produk antivirus sama dengan yang biasa ditawarkan oleh Symantec, McAfee dan Trend Micro dengan biaya berlangganan sekira USD40 per tahun.(Reuters/okezone)

Tidak ada komentar: